rin_iffah

Tidur dan sadar merupakan suatu aktivitas yang dialami oleh setiap makhluk sepanjang hari. Selama ini tidur dianggap sebagai suatu rutinitas pasif belaka. Namun belakangan banyak ilmuwan yang menemukan bahwa dalam keadaan tidurpun organ tubuh kita tetap mengalami aktivitas meskipun berbeda dengan ketika dalam keadaan sadar. Dan aktivitas tidur ini berpengaruh terhadap kondisi fisik dan psikis seseorang.

FUNGSI ORGAN TUBUH SAAT TIDUR

Keadaan organ tubuh ketika tidur sangat berbeda sekali dengan keadaan ketika sadar. Adapun perubahan-perubahan teramat banyak dan beraneka ragam. Di antaranya adanya perubahan pada hubungan antara tubuh dengan akal, jiwa, dan ruh. Sealain ada perubahan pada tingkat kesadaran dan persepsi, juga ada perubahan-perubahan pada tubuh manusia., berikut fungsi-fungsi dari organ tubuh itu sendiri.
1.Suhu panas tubuh sedikit menurun kurang lebih sekitar setengah derajat. Hal ini terjadi karena semakin melambatnya aktifitas pada tubuh. Ditambah pula adanya relaksasi otot-otot dikala tidur. Sebab ketegangan otot-otot akan menghasilkan suhu panas pada tubuh. Sebaliknya apabila terjadi relaksasi pada otot-otot, maka aktifitas sumber penghasil suhu panas tubuh akan berhenti.
2.Tekanan darah sedikit menurun. Hal itu disebabkan adanya relaksasi pada otot-otot dan perasaan menjadi lebih rileks disaat tidur. Hanya saja, tekanan darah akan meninggi secara mendadak dikala bermimpi melihat sesuatu yang mengejutkan atau perasaan seolah-olah jatuh yang dikenal dengan istilah hypnic myclonia, serta dikala terhentinya pernafasan ditengah tidur (SLEEP Apnea)
3.Semakin melambatnya pergerakan isi perut dalam lambung di kala tidur.
4.Terjadi perubahan-perubahan pada pengeluaran hormon dalam tubuh di kala tidur;
Semakin sedikitnya hormon-hormon kesiagaan, yang diantaranya berupa, kelenjar Cortisone & kelenjar adrenalin.
- Semakin bertambahnya penegeluaran hormon pertumbuhan dari kelenjar hipofisis di dasar otak, yaitu hormon yang meaangaktifkan proses metabolisme, serta berperan menambah pertumbuhan badan pada anak.
5.Semakin berkurangnya aktifitas simpatik.
6.Akan terjadi pergerakan bola mata cepat, bertambahnya aktifitas otak, berhentinya aktifitas sistem transmisi (Sistem pergerakan dalam tubuh), terjadinya kelumpuhan tidur dan periode berhentinya pernapasan.

Tidur sebenarnya merupakan bagian dari upaya membersihkan ’sampah metabolisme’ yang menyebabkan kelelahan. Dikatakan bahwa dalam sehari, produk sampah yang berasal dari seluruh kegiatan otot tubuh_sebagian besar terdiri atas dioksida dan asam laktat_ menumpuk dalam darah dan mempunyai efek toksik pada saraf yang menyebabkan rasa lelah dan mengantuk. Selamatidur, sampah ini dimusnahkan sehingga ketika bangun tubuh akan terasa segar kembali.
Jadi, tidur bukanlah sekedar mengistirahatkan tubuh, melainkan juga mengistirahatkan otak. Khususnya korteks serebral yakni bagian otak terpenting atau fungsi mental tertinggi yang digunakan untuk mengingat, memvisualisasikan, membayangkan, menilai, serta memberikan argumentasi.

WAKTU BIOLOGIS SERTA KAITANNYA DENGAN SUNNAH-SUNNAH SEBELUM TIDUR

Para ilmuwan telah menemukan suatu area di dalam otak yang dinamakan dengan hypothalamus. Ada juga yang menyebutnya dengan nama pineal body yang mampu mengeluarkan hormon melatonin, ia berperan mengatur waktu biologis terhadap waktu sadar dan waktu tidur. Para ilmuwan lain meyakini bahwa pergantian malam dan siang, serta gelap dan terang diatas permukaan bumi itulah yang mempengaruhi terhadap waktu biologis. Selain itu, waktu biologis tidak mungkin bekerja tanpa terpengaruh oleh sinar terang dan kegelapan. Dengan demikian, penentuan waktu biologis butuh terhadap adanya pergantian malam dan siang.

Apa itu melatonin? Melatonin adalah hormon yang dihasilkan oleh pineal body, yakni suatu kelenjar yang seukuran setengah biji kacang dan terletak ditengah otak. Hormon ini mulai dihasilkan ketika matahari terbenam dan mencapai puncaknya antara pukul 02.00-03.00 sehingga terkadang dinamakan dengan hormon kegelapan atau hormon malam.

Suatu yang menjadi catatan bahwa produksi melatonin dan kelenjar pineal body akan semakin sedikit seiring dengan bertambahnya umur manusia. Apabila manusia telah sampai pada pertengahan ussia (40-50), kadar melatonin itu akan semakin berkurang hingga setengahnya dari kadar aslinya, seperti saat ia masih berusia dua puluhan.

Banyak efek yang dihasilkan oleh melatonin, mulai dari antioksidan, sistem imunitas tubuh, hingga pemegang jam biologis. Sifat antioksidannya berbeda dengan antioksidan lain. Kebanyakan antioksidan bekerja dengan sistem reduksi oksidasi, yang memungkinkannya kembali ke bentuk semula setelah bekerja sebagai antioksidan; sedangkan melatonin tidak. Sekali teroksidasi, melatonin tidak bisa lagi tereduksi sehingga dikenal sebagai antioksidan terminal.

Pada sistem imunitas tubuh, melatonin dapat memacu produksi leukosit dan limfosit yang berperan dalam menjaga kekebalan tubuh. Selain itu. Melatonin juga memegang jam biologis, yakni jam bangun dan tidurnya seseorang. Seseorang yang terbiasa tidur dan bangun jam sekian, tentu akan mengalami kesulitan pada awalnya ketika diminta menggeser, karena ada jam otomatis dalam tubuhnya yang mengatur kapan ia harus bangun dan kapan ia harus tidur.

Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam menganjurkan ummatnya untuk tidak tidur terlalu larut malam dengan kebiasaan beliau yang tidak suka berbincang setelah sholat isya. Hikmahnya yaitu selain terhindar dari tidur larut malam, tidak tertinggal sholat malam dan sholat subuh, juga agar produksi melatonin tetap terjaga dan efeknya bagi tubuh bisa kita nikmati.

Ada lagi hikmah lain yang berhubungan dengan anjuran Rasulullah sebelum tidur, lewat hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar bahwa Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda : ”Jangan kamu tinggalkan api di rumahmu ketika kamu tidur” (HR Bukhari dan Muslim). Anjuran untuk memadamkan api sebelum tidur bagi sebagian kita mungkin berpendapat bahwa hal itu dikarenakan pada zaman Rasulullah masih digunakan lampu api (obor) yang bisa beresiko menimbulkan kebakaran jika tidak dimatikan. Tapi hadis ini tetap berlaku bagi kita yang saat ini menggunakan lampu listrik. Dan ternyata ada hikmah lain dari anjuran Rasulullah ini berhubungan dengan aktivitas melatonin yang telah kita bahas sebelumnya. Karena hormon melatonin ini dihasilkan pada waktu gelap, maka adanya cahaya akan mengganggu pengeluarannya. Ketika terus terpapar cahaya, maka produksi dan efek medisnya tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya. Terutama saat kita masih menonton TV hingga larut malam, cahaya yang ditimbulkan serta gelombang elektromagnetik padanya terbukti secara bermakna mengacaukan produksi melatonin.

POSISI TIDUR IDEAL

Untuk lebih memahami bagaimana posisi tidur yang benar serta posisi yang dianjurkan Nabi Shallallaahu alaihi wasallaam, ada baiknya dijelaskan satu persatu posisi tidur.

1.Posisi Tengkurap
Kebanyakan seseorang yang sudah dalam keadaan lelah memilih tidur dengan posisi ini. Sepintas kelihatan tidurnya sangat pulas dan nyenyak. Namun posisi tengkurap ini merupakan salah satu posisi yang tidak sehat. Sebab posisi ini bisa menyebabkan penekanan pada perut, jantung, hati dan organ tubuh lainnya sehingga aliran udara dan darah menjadi tidak lancar.
Posisi ini sangat dilarang oleh Rasulullah sebagaimana dalam sabdanya :
” Dari Ya’isy bin Takhfah Al-ghiffari radhiallaahu anhu ia berkata, ayahku berkata : ”ketika aku berbaring di mesjid di atas perutku, tiba-tiba seorang laki-laki menggoncangku dengan kakinya, lalu ia berkata : ” Sesungguhnya ini adalah bentuk tidur yang dibenci Allah.” Ayahku berkata : ”lalu aku melihat (laki-laki tersebut), ternyata ia adalah Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam.” (HR Abu Dawud dengan Sanad Shahih)

2.Miring Ke Kiri
Posisi ini juga bukan merupakan posisi ideal oleh karena tidur dengan posisi miring ke kiri akan menyebabkan penekanan pada jantung dan lambung sehingga aliran darah menjadi kurang lancar. Rasulullah sendiri tidak menganjurkan tidur dengan posisi ini.

3.Miring Ke Kanan
Dalam hal ini, Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam telah mengajarkan kita lewat sabdanya : ”Jika engkau akan tidur, maka berwudhulah sperti wudhu untuk sholat, kemudian berbaringlah ke sebelah kanan .....” (HR Bukhari dan Muslim). Para ahli sepakat, posisi tidur yang dianggap paling aman adalah dengan menghadap ke kanan karena dengan posisi ini jantung tidak akan tertekan sehingga aliran darah di dalam tubuh dapat berjalan lebih lancar. Lancarnya peredaran darah akan meningkatkan metabolisme tubuh.

4.Terlentang
Posisi terlentang merupakan salah satu posisi yang juga dianggap aman pada saat tidur. Namun jika memilih posisi tidur terlentang dianjurkan agar bantal yang digunakan dapat menopang seluruh kepala danleher sehingga pada saat terbangun tidak mudah mengalami pegal-pegal.

Adapun hadis mengenai berwudhu sebelum tidur sebagaimana disampaikan sebelumnya, telah diungkapkan keutamaannya secara medis. Dalam sebuah artikel berjudul ”Muslims Rituals and Their Effect on the Person’s Health” dijelaskan bagaimana wudhu dapat menstimulasi irama tubuh secara alami. Rangsangan itu muncul pada seluruh tubuh, khususnya pada area yang disebut Biological Active Spots (BASes). Terdapat 700 BASes pada tubuh kita, tapi 65 di antaranyay memiliki efek terapi refleks cepat yang cukup diaktifkan dengan pijatan ringan. Daerah ini dikenal dengan istilah ’drastic spot’ yang dalam artikel tersebut diungkapkan bahwa drastic spot inilah bagian-bagian tubuh yang di basuh air wudhu. BASes mirip sekali dengan titik-titik refleksologi ala cina. Bedanya, untuk menguasai titik-titik refleksi ala Cina dengan tuntas dibutuhkan waktu paling tidak 15-20 tahun. Beda kan dengan praktik wudhu???!!!
Selain itu, kita dianjurkan untuk banyak mengintrospeksi diri (muhasabah) sebelum tidur yang akan berguna sebagai motivator bagi aktivitas kita di hari berikutnya setelah bangun tidur. Juga berdoa kepada Allah sebelum dan ketika bangun tidur dengan doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah.

Sungguh, segala kebaikan telah terdapat dalam dien ini. Segala sesuatunya telah dijelaskan secara gamblang oleh Rasulullah. Berkait dengan aktivitas sehari-hari, mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. Tidak ada agama yang melebihi kesempurnaan dan keindahan agama Islam. Segala perintah dan larangan di dalamnya sarat hikmah bagi pengamalnya. Sayangnya, kita _sebagai seorang muslim_ jarang mengamalkan sunnah-sunnah ini dan menganggapnya terlalu sepele. Padahal dengan mengamalkan sunnah, selain pahala dan keridhaan Allah yang kita raih, juga perbaikan kualitas hidup pun berada digenggaman. Moga kita dimudahkan Allah untuk menjadi pengamal sunnah. InsyaAllah. Wallaahu a’lam........
Selengkapnya...

rin_iffah

Teruntuk mbak P dan mbak2 P lainnya, ini adalah sepenggal kisah kami yang mungkin lebih kalian kenal sebagai manusia-manusia tak berperasaan yang menjadikan nyawa sebagai bahan uji coba. Ah, bukankah selama ini kalian mengenal kami hanya lewat kotak elektronik atau media massa lainnya, yang pendongengnya adalah mereka di luar golongan kami?!! Sebagaimana kata pepatah; tak kenal maka tak sayang, kebencian kalian kepada kami bisa jadi tumbuh dari benih keasingan terhadap diri kami. Maka kemarilah, mendekat.... akan kubagikan sepenggal kisah kami, agar kalian mudah mencintai kami.

Sebagian dari kami ketika memutuskan untuk kuliah di Fakultas Kedokteran adalah karena ingin memenuhi keinginan orang tua. Atau karena dianggap sebagai profesi turun temurun dari orang tua yang berprofesi sama. Masa-masa perkuliahan yang tiap pergantian semester berat terasa coba kami jalani. Ah, betapa tiap hari kami harus berkutat dengan buku-buku berbahasa latin yang masih sulit kami pahami artinya. Semua kami jalani awalnya karena ingin membanggakan orang tua. Seiring silih berganti waktu ketika kami memasuki dunia klinik atau yang lebih dikenal dengan internship dan menyandang gelar awal yang dengannya kami begitu bangga, sarjana kedokteran. Kamipun mulai mencintai profesi kami. Status kami berubah, dari mahasiswa yang dulunya menghabiskan waktu di kampus dengan berbagai aktivitas, menjadi seorang dokter muda yang harus terbiasa menggunakan jas putih dan siap dipanggil dokter. Tapi tahukah anda, saat itu sungguh kebanyakan dari kami ketika mulai melangkahkan kaki di rumah sakit, terbersit rasa khawatir. Langkahpun nyaris terhenti. Khawatir jika tak mampu menjawab pertanyaan pasien atau keluarga pasien tentang penyakitnya, ataupun khawatir tidak mampu melakukan tindakan yang menjadi kompetensi kami. Kekhawatiran seorang manusia biasa yang sadar akan kekurangan dirinya.

Dua tahun internship, kamipun mengalami seleksi alam. Sebagian dari kami terpaksa mundur perlahan tak tahan ditempa berbagai beban berat. Ada juga yang tertatih namun ada yang melaju dengan pesat. Tak ada yang salah, semuanya terpulang pada motivasi diri. Bagaimana tidak, di rumah sakit kami terpaksa harus merubah pola hidup kami. Dulunya kami bisa tidur 8 jam sehari di atas kasur empuk ditemani suasana nyaman kamar be-AC, harus tergantikan dengan jadwal tidur yang tak menentu di tempat dan kondisi apapun. Ah, bahkan terkadang kami tak dapat memicingkan mata sedikitpun karena cemas menanti pasien inpartu* yang menjerit kesakitan, pasien ICU yang harus di follow up per 15 menit, atau bahkan karena kalah bersaing mendapatkan sedikit ruang buat meluruskan raga dengan perawat atau residen jaga. Itupun keesokan harinya kami harus tetap bersemangat memulai hari yang panjang dan melelahkan ditemani setumpuk tugas yang entah kapan terselesaikan. Belum lagi tekanan mental yang kami dapatkan dari dosen, pegawai rumah sakit sampai pasien dan keluarganya.

Apakah semua kepedihan yang kami alami selama 6 tahun bahkan 10 tahun akan berakhir setelah kami berdiri di depan dekan mengikrarkan sumpah Hipocrates yang menjadi simbol status baru kami bukan lagi sebagai dokter muda tapi dokter yang sebenarnya???? Oho,,ooo. Ternyata gelar ini adalah langkah awal kami meniti perjuangan yang panjang dan melelahkan, dengan harapan perjuangan panjang ini bisa berakhir dengan istirahat kami di surgaNya.

Atas nama peningkatan standar seorang dokter. Kami harus mengikuti tes kompetensi demi sebuah STR. Tak pernah kami sesali, tapi muncul pertanyaan kenapa hanya kami??? Bukankah mereka yang dari fakultas lain juga butuh peningkatan standar??? Mereka yang (maaf....) tiap tahun lulusannya kebanyakan menjadi sarjana ‘pengangguran’ (sekali lagi maaf, tapi ada juga beberapa dari kami yang secara tidak sadar juga menjadi dokter pengangguran). Bukankah mereka lebih butuh akan itu dibanding kami??? Entahlah....

Pun ketika kami telah dinyatakan lulus tak semua orang bisa menerima bahwa kami telah dianggap kompeten sebagai seorang dokter. Sebagai bukti, banyak dari sejawat kami yang terpaksa mondar-mandir persidangan karena tertuduh melakukan tindakan malpraktik. Lucunya, mereka yang sering menuduh kami melakukan malpraktik adalah orang-orang yang sedikitpun tak pernah mengetahui tentang ilmu kedokteran, minimal tentang perjalanan sebuah penyakit, komplikasi tindakan bahkan tentang hirarki rumah sakit. Jangan-jangan suatu saat bayi yang diberi imunisasi BCG* kemudian timbul bisul ditempat suntikan menjadi lahan basah para LSM miskin ilmu untuk menuduh kami melakukan malpraktik. Istilah yang ternyata tak pernah tercantumkan dalam kitab perundang-undangan negeri ini. Teringat sindiran provokatif yang memerahkan kuping dan menyayat hati dari mereka yang anti-imunisasi. Program imunisasi dianggap sebagai program memperkaya dokter dan perusahan farmasi... sungguh, tuduhan tanpa bukti ilmiah yang menoreh luka. Kamipun tak dapat menuntut balik. Siapalah kami, manusia-manusia biasa yang kekuatannya hanya hati dan do’a.

Tak ada niat membela sejawat kami. Kami akan tetap mendukung pemerintah jika sebagian kecil dari kami yang telah terpedaya oleh nilai nominal sebuah mata uang terpaksa melakukan tindakan yang bertentangan dengan sumpahnya. Kami punya wadah buat menegur di komite medik, bukan media massa yang lebih sering memojokkan kami. Sering tuntutan yang kami peroleh sungguh diluar batas kemampuan kami, ganti rugi milyaran rupiah. Duuh, darimana kami bisa mendapatkan uang sebanyak itu??? Padahal sebagian dari kami rela menyebrangi samudera, membelah lautan, menyusuri bukit dan lembah, dihantam ombak bahkan sampai meninggal di tempat tugas demi misi kemanusiaan dan kamipun ikhlas ketika bayarannya hanya dengan seikat bayam, sekilo beras, ataupun sekedar ucapan terimakasih. Dan kami tidak menuntut lebih.... karena kami sadar balasan kami jauh lebih besar oleh Allah ketika kami ikhlas melakukan semua itu. Semuanya berawal dari kecintaan kami yang mendalam terhadap profesi kami, (meminjam kata-katanya mbak Meta;) bukankah mencintai kadang tak membutuhkan sebuah alasan? Kami mencintai profesi kami tanpa butuh sebuah alasan.

Bagi anda yang tak pernah mengenal kami langsung, tolong... jangan acungkan telunjuk di depan wajah kami ketika dengan terpaksa kami harus memberikan kabar buruk tentang keluarga anda yang tak mampu kami tolong. Kami hanyalah manusia biasa yang dengan niat berbuat semampu kami. Kami jauh lebih sedih ketika harus menyaksikan pasien kami meregang nyawa di depan mata. Kalau anda berani, acungkan telunjuk dihadapan Sang Penentu hidup dan mati. Karena kuasanya mendahului kemampuan kami.

Ah, ini sekedar penggalan kisah kami yang tlah terlupakan. Tak ada yang dilebih-lebihkan. Tak ada untungnya bagi kami. Sudah saatnya kami akhiri penat hari ini, mencoba bermimpi akan indahnya masa depan kami, meskipun itu hanya terjadi di negeri mimpi. Dengan harapan kalianlah yang membuat mimpi kami bersanding dengan mimpi indah kalian. Semoga.....
Ket :
Pasien Inpartu : Pasien hamil jelang melahirkan
BCG : jenis imunisasi untuk pencegahan penyakit TBC. tanda berhasilnya imunisasi ini jika terdapat bisul di tempat suntik yg setelah 4-minggu menjadi koreng
Selengkapnya...

rin_iffah

Keith : “Kita tidak Bisa menilai buku dari sampulnya”
Watts : “Ya, tapi dari sampul kita bisa menilai berapa harganya”
(Some Kind of Wonderful)

Tulisan ini saya angkat dari sebuah buku berjudul KOPI MERAH PUTIH Obrolan Pahit Manis Indonesia oleh Indonesia Anonymous (tidak bermaksud promosi buku. Tapi tak apalah jika bukunya bisa mencerahkan!!). Sub-judul sebenarnya yaitu Kita, Jas dan Dasi, tapi sengaja saya gantikan dengan judul di atas biar lebih keren. Sebagian tulisan sengaja ‘dikebiri’ dan sedikit dimodifikasi (maaf ya mas2&mba2 dari Indonesia Anonymous juga yang pernah baca buku ini) biar bisa muat opini saya juga (He...he...)

Pernah dengar fenomena Warren Harding error? Namanya diambil dari Warren Harding yang pada tahun 1920 mencalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat. Walaupun program-program yang ia kampanyekan tidak jelas, ia tetap terpilih sebagai presiden karena penampilannya : tinggi, ganteng, dan meyakinkan. Sejak itu proses menilai seseorang hanya berdasarkan penampilan diberi nama Warren Harding error. Proses ini dianggap sebagi cikal bakal prasangka dan diskriminasi.
Untuk membuktikan bahwa diskriminasi berdasarkan penampilan ini nyata, mereka yang termasuk dalam team Indonesia Anonymous mencoba membuat sebuah eksperimen sederhana dan kecil-kecilan dengan biaya yang tidak terlalu mahal; 1.780.000 (harga sepasang jas untuk relawan ^_^)
Mereka meminta seorang relawan untuk masuk ke gedung-gedung sepanjang jalan Sudirman dan Thamrin (10 gedung) dengan dua penampilan berbeda. Pertama, ia akan mencoba masuk dengan berpakaian T-shirt, jins, dan sepatu kets. Di eksperimen berikutnya, ia akan mencoba masuk lagi dengan berpakaian jas, dasi dan membawa telpon genggam mahal. Agar lebih menarik, eksperimen dilakukan pada hari Sabtu saat gedung-gedung tersebut sepi. Alasannya biar si relawan dengan mudah dilihat oleh satpam sebagai objek eksperimen. Relawannya adalah seorang supir pribadi dari rekan mereka. dan untuk berjaga-jaga si relawan dilengkapi dengan nama-nama kantor yang memang ada di tiap gedung yang akan ia masuki berikut contact person-nya. Bila ada petugas satpam yang bertanya, ia akan dapat menyebutkan lantai berapa, kantor apa dan siapa nama orang yang hendak ia kunjungi.
Berikut hasilnya :
Di hari sabtu pertama, si relawan memasuki 10 gedung yang telah ditentukan dengan berpakaian T-shirt, jins, dan sepatu kets. Dari sepuluh kunjungan tersebut, si relawan :
Tidak dipedulikan petugas satpam : 1 KALI
Dihentikan dan ditanya mau kemana dan kemudian diperbolehkan pergi tanpa meninggalkan KTP : 3 KALI
Dihentikan, ditanya mau kemana, dan diminta meninggalkan KTP sebelum diperbolehkan pergi : 4 KALI
Diminta untuk meninggalkan gedung 2 KALI
Dia diusir 2 kali!!! Walaupun sudah menyebutkan nama kantor dan nama orang yang hendak ditemui, ia tetap disuruh pergi. “Kantornya tutup. Keluar kamu!”
Eksperimen bagian pertama selesai. Agar tidak terlalu mencolok, ditunggu sampai hari sabtu berikutnya untuk melaksanakan bagian kedua. Juga agar petugas satpam tidak mengenal wajah relawan.
Sabtu berikutnya, si relawan didandani dengan kemeja putih, jas, dan dasi. Sepatu hitam mengkilat. Telepon genggam di tangan. Meyakinkan sekali.
Dan hasilnya? Dari sepuluh kunjungan, si relawan :
Tidak dipedulikan oleh satpam : 9 KALI
Dihentikan, ditanya mau kemana,kemudian diperbolehkan pergi tanpa meninggalkan KTP : 1 KALI
Dihentikan, ditanya mau kemana, dan diminta meninggalkan KTP sebelum diperbolehkan pergi : 0 KALI
Diminta untuk meninggalkan gedung: 0 KALI
Yap, ia dihentikan satpam satu kali. Tapi itupun karena petugas satpam tersebut hendak membantu memanggilkan lift. Ketika lift datang, si petugas bahkan menahan pintu lift agar tetap terbuka dan menyilahkan relawan masuk.
Setelah menjalankan eksperimen di atas, mereka berkesimpulan : hanya sebegitukah yang kita perlukan agar dihormati orang lain? Jas, dasi, dan telpon genggam mahal? Itukah sebabnya kita bekerja mati-matian mengejar gaji yang lebih besar dan lebih besar lagi? Itukah sebabnya kita memilih merek tertentu ketika membeli mobil? Itukah sebabnya kita memilih daerah tertentu ketika membeli rumah? Supaya kita dihormati? Sebegitu murahkah kehormatan sehingga bisa dibeli seharga satu stel jas?
Pendapat pribadi (He...he...) : nih eksperimen bukanlah sebuah eksperimen ilmiah dan tentunya tidak bisa menjadi cerminan seluruh rakyat Indonesia (cie...cie..), apalagi objek/sampelnya adalah satpam tanpa melibatkan setiap strata sosial. Tapi paling tidak ini menunjukkan betapa kita (baca; rakyat Indonesia, karena ini dilakukan di Indonesia) masih terbelenggu oleh fenomena warren harding error. Jangan bilang kalau ada yang tidak pernah menemukan fenomena ini???(marah!!!). saking seringnya dijumpai, ada seorang teman (afwan ukh!!!) yang curhat via status fb-nya: don’t judge the book from the cover. Dan sayangnya saya terpaksa menjawab : thats right sizt.... but d cover shows how much we pay it. Hmp... anggapan ini benar atau benar-benar salah??? Anda yang lebih bisa memberi nilai..... Moga bermanfaat!!!!
Selengkapnya...

rin_iffah

Subuh.... di antara bekas dinginnya malam yang merayap dan merayu tubuh untuk tetap berpelukan dengan hangatnya mimpi. Perlahan coba kutepis naluri kemalasan dengan menyebut namaNya sebagai bentuk syukur tlah hidup kembali setelah semalam dimatikan olehNya. “Alhamdulillaahillazii ahyaana ba’da ma amaatana wailayhinnusyuur”. Satu ikatan syetan tlah lepas. Ikatan kedua kulepaskan dengan sentuhan air wudhu. Grrrhhh.... kesejukan tiba-tiba merasuk, tidak saja pada anggota tubuh yang terbasuh, tapi juga melingkupi seluruh pori-pori kulit membangkitkan rasa dan raga tuk segera bersujud di hadapanNya. Satu ikatan terakhir tertebus dengan 2 rakaat sholat..... terijabah kah sholatku??? Tetap berharap!!!

Masih ada 1 jam lebih sebelum memulai aktivitas. Kunikmati pagi ini dengan mengukir kenangan di jalan sekitar rumah. Sepi... sesekali terlihat beberapa orang bapak2 paruh baya pulang ke rumah setelah sholat subuh di masjid sebelah diikuti bayangan panjang yang tersoroti lampu jalanan yang remang-remang. Langit di sebelah barat masih gelap berhiaskan bintang ,menanti kehadiran sang surya tuk gantikan tugasnya setelah semalaman begadang. Rintihan panjang jangkrik diiringi kokok ayam dan lolongan anjing bersahut-sahutan mencoba membangunkan jiwa-jiwa yang masih berselimut kemalasan. Di jalanan aspal yang mulai berlubang di sana-sini tergenang air kecoklatan, tampak satu dua orang yang berlari-lari kecil. Tanah yang semalaman terbilas oleh curahan air dari balik awan yang sekian lama dinanti serta embun dari rerumputan sepanjang jalanan memberikan aroma yang begitu menusuk menghadirkan simfoni pagi yang menyejukkan jiwa.


Sekitar lima ratus meter perjalanan, setelah melewati Pilla Mart yang menjadi shopping centre warga sekitar, kucoba nikmati alunan zikir alam yang begitu memikat. Di sisi kiri kanan terhampar sawah dengan hijaunya di antara tanaman enceng gondok liar yang mulai mengusik, kicauan burung pipit, perbukitan hijau yang perlahan tertutupi oleh bangunan-bangunan baru seakan mencoba bersaing dengan maha karya teragung Sang Pencipta, serta siluet jingga di ufuk timur petanda terbangunnya sang surya dari tidur panjang. Toh, Semuanya tlah dikalahkan oleh pemandangan yang jauh lebih menarik pagi ini. Di seberang jalanan, dibalik gundukan sampah yang hampir setinggi perbukitan di belakangnya, dua orang bocah sedang mengais-ngais gundukan itu seperti ada yang dicari. Di atas gundukan itu tertancap sebuah papan pengumuman yang jelas terbaca DILARANG BUANG SAMPAH DI SINI. Keduanya sibuk memilah-milah sesuatu, sebagian dikumpulkan menjadi gundukan yang lebih kecil disamping gundukan yang besar, sebagian lagi dibuang sambil sesekali terdengar suara ribut dua bocah ini memperebutkan apa yang ada di tangannya seolah enggan kehilangan barang berharga. Ah, barang yang mereka anggap berharga tak lebih dari sebuah panci peot dengan lubang besar di tengahnya dan sebuah sapu ijuk yang kusam dan rontok. Setelah mereka merasa puas bermain-main dengan sesuatu yang menurutku menjijikan, saatnya barang2 hasil pencariannya dipindahkan ke sebuah gerobak. Gerobak besar bercat putih kecoklatan yang mulai memudar warnanya dengan sepeda tua sebagai pengayuh itu jauh lebih besar dari tubuh kedua bocah ini. Gerobak besar itu nyaris menenggelamkan keduanya. Salah seorang dari mereka naik ke atas gerobak, dan dengan gaya bak kenek angkot ia berteriak ke temannya yang lain. ‘Ayo jalan.... ‘ dan gerobak pun mulai meninggalkan tempat dimana mereka mencari harta karun. Kulirik sejenak jam tanganku, baru pukul 05.45.... hmmm, mereka berpagi-pagi ke tempat ini untuk berebutan barang-barang bekas penduduk sekitar yang lebih dikenal dengan sebutan SAMPAH. Sesuatu yang identik dengan kotor, menjijikkan dan tempat bersarangnya penyakit justru bagi kedua bocah ini adalah barang berharga sumber kehidupan mereka sehari-hari. Mengais sampah bagi mereka adalah mengais rezki mereka di hari itu. Ikhtiar sederhana menjemput rezki dariNya. Padahal anak seumuran mereka lebih pantas berada di dalam ruang kelas menikmati lezatnya hidangan ilmu untuk masa depan.


Belum sempat kulepaskan pandangan, terdengar suara ribut dari sebuah mobil yang perlahan mendekat. Di dalam mobil ada beberapa anak berseragam putih merah yang riang gembira. Tiba-tiba ada sesuatu yang dibuang dari dalam mobil, spontan bocah pengayuh gerobak menghentikan gerobaknya dan berlari kencang berlomba bersama temannya ke arah benda yang dibuang. Tak berapa lama bocah pengayuh gerobak berteriak keras menyebutkan kata-kata yang tak jelas terdengar, melompat-lompat kegirangan sambil mengacungkan benda yang baru dipungutnya. Hoo..oh... benda itu hanyalah dua buah kaleng bekas minuman yang dibuang oleh anak-anak yang berada di dalam mobil tadi.


Begitu asyiknya kuperhatikan adegan di depanku, tak terasa semburat sinar mentari dari balik bukit mulai menghangatkan wajah, itu berarti saatnya aku kembali tuk mulai aktivitas. Kulangkahkan kaki, pulang mengikuti irama langkah kedua bocah pemungut sampah. Ingin rasanya cepat menyusul mereka dan mencoba menikmati kebahagiaan yang terlihat jelas di mata mereka. Tapi, ah... aku didahului oleh seorang wanita tua yang berjalan cepat meninggalkanku di belakangnya. Aku tersentak, terdiam sejenak menyaksikan pemandangan yang barusan kulihat. Lagi-lagi aku dibuat terpaku di tempatku.... Seorang wanita tua berusia hampir 60 tahun yang dipundaknya bertengger sepotong bambu berdiameter dua kepalan orang dewasa dan kira-kira 5 meter panjangnya, melaju meninggalkanku yang kebingungan hanya mengucap masyaAllah berulang kali. Begitu wanita ‘perkasa’itu melewati kedua bocah di depannya, dengan sigap sang bocah yang berada di atas gerobak yang sementara di dorong oleh temannya melompat dari dalam gerobak, dan tanpa dikomando ataupun menawarkan bantuan ia sudah berdiri di belakang wanita tua itu membantu memikul bambu yang lebih pantas dipikul oleh orang dewasa laki-laki yang bertenaga.


Aku baru tersadar setelah mereka jauh meninggalkanku, punggung-punggung yang tersisa dalam pandanganku itu begitu kokohnya. Kokoh menopang jasad agar bertahan terhadap kerasnya hidup. Kokoh menopang orang-orang di sekitar mereka dengan ikhtiar menjemput rezki yang halal. (aku kalaaaah jauuuh dari mereka... bahkan ikhtiarku pun tak nampak, ikhtiar menjemput rezki yang kulakukan selama ini adalah dengan menengadahkan kedua tangan sambil mengemis di depan kedua orang tua.... bahkan pengemispun masih punya ikhtiar. Yah.... ikhtiar dengan sebuah kaleng bekas dan baju compang-campingnya).


” Ya Allah, Engkau hidupkan kembali HambaMu hari ini tuk belajar dari mereka. Belajar ‘malu’ untuk selalu bergantung pada makhlukMu”.
Selengkapnya...