Betapa seringnya, kita para penempuh jalan
dakwah yang mulia ini menjadi resah sendiri. Di banyak tempat, kita sering
menyaksikan fenomena ketidaksabaran dalam menjalani dan melewati aral, onak dan
duri dalam kisah kemuliaan dakwah ini. Suatu saat, kita mendengar dan
menyaksikan para pemuda Islam melakukan penghancuran dan pengrusakan atas nama
jihad. Di kali yang lain, kita melihat ketidaksabaran itu mewujud dalam
berbagai vonis kesesatan dan pengkafiran yang begitu mudah terucapkan atau
tertuliskan. Dan di waktu yang lain, ketergesaan itu diwujudkan dalam bentuk
kepercayaan diri yang berlebihan untuk memasuki dunia politik praktis; seolah
itu menjadi sebuah jaminan (satu-satunya jalan) untuk mewujudkan Islam dengan
seluruh perangkat komprehensifnya.
...Sekadar mengingatkan, jalan dakwah ini adalah jalan yang sangat panjang. Para penempuhnya harus memiliki persediaan kesabaran yang berlimpah untuk melewati jejak-jejaknya. Harus ada azzam yang teguh layaknya para ulul azmi dari kalangan rasul. Kelak di ujung jalan usia kita menempuh jalan dakwah itu, mungkin kita berpulang pada Allah dengan 100 pengikut, 50, 20, 5, 1, atau tanpa pengikut sama sekali. Tidak masalah. Sebab di jalan ini, yang terpenting adalah sudahkah kita menyampaikannya. Ada yang ikut atau tidak semua itu di Tangan Allah Ta'ala.
Sebaliknya, seorang penempuh jalan dakwah harus terus menjaga keikhlasan hatinya, terutama dari penyakit ghurur. Jangan tertipu dengan ramainya khalayak pengikut yang terpesona dengan dakwah anda. Jika kelak Allah menakdirkan ada puluhan ribu, bahkan jutaan kaum Muslimin hadir dalam tabligh akbar anda, maka itu adalah saat yang tepat untuk beristighfar dan berlindung dari penyakit ghurur. Yah, karena itu akan mengekang hasrat ketergesaan anda untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya belum saatnya untuk dilakukan.
... Maka lagi-lagi, kita harus berhenti sejenak untuk merenungkan skala prioritas dakwah kita. Teringatlah kita pada ungkapan hikmah yang mengatakan: "Tegakkan Negara Islam dalam dirimu, niscaya ia akan tertegak di tanah airmu." Maka seluruh upaya dakwah saat ini berpusar pada penegakan 'negara Islam' dalam pribadi-pribadi muslimin. Melahirkan pribadi yang memiliki tauhid yang murni, tanpa noda syirik dan bid'ah, sesuai jejak as-Salaf as-Shalih. Melahirkan jiwa-jiwa yang merindukan perjumpaan dengan Allah. Dan perjalanan untuk itu, sungguh masih terlalu panjang untuk sebuah negeri berpenduduk lebih dari 200 jiwa ini...
Maka sekali lagi, jangan pernah tergesa-gesa....
sumber: Majalah al bashirah