Jelang usia remaja, seorang wanita akan mengalami proses yang dikenal dengan menstruasi atau haid. Meskipun ini merupakan kondisi normal, namun masih banyak anak-anak gadis yang belum mengerti dengan pasti apa itu menstruasi sehingga ketika mereka pertama kali mengalami menstruasi akan timbul keadaan panik, bingung bahkan jijik. Bahkan ada sebagian yang merasa ketakutan dan menyangka bahwa dirinya sudah tidak perawan. Nah disini pentingnya peran orang tua untuk menanamkan pendidikan seks kepada anak gadisnya sehingga para gadis kecil ini akan merasa siap menjalani setiap perubahan normal yang terjadi pada tubuhnya.
Menstruasi menurut pengertian medis adalah suatu perubahan fisiologis pada wanita yang ditandai oleh pengeluaran darah melalui vagina yang berasal dari rahim, berlangsung secara teratur serta dipengaruhi oleh hormon-hormon tertentu. Menstruasi ini dimulai sejak seorang wanita memasuki masa pubertas atau sekitar 9 tahun. Meskipun demikian usia awal seorang wanita mengalami menstruasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kesehatan wanita itu sendiri, status nutrisi serta berat badan terhadap tinggi badan, bahkan pada beberapa ras tertentu ditemukan adanya percepatan terjadinya menstruasi. Biasanya menstruasi terjadi sekali selama sebulan dan berlangsung sampai seorang wanita mengalami menopause atau berhentinya menstruasi sekitar usia 45-50 tahun. Panjang siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari, namun rata-rata berada pada siklus 28 hari yang dikenal dengan siklus haid klasik. Keadaan siklus ini bisa berubah tiap bulan dan tergantung pada kondisi kesehatan fisik dan mental wanita tersebut. Siklus haid sering digunakan untuk menghitung masa subur seorang wanita dan bisa digunakan sebagai kontrasepsi alami.
Pada siklus menstruasi di kenal tiga masa utama, yakni masa haid, masa proliferasi dan diikuti dengan masa sekresi. Pada tiap siklus haid, FSH (follicle stimulating hormone)_ hormon yang berhubungan dengan pematangan sel telur_dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis (di daerah otak) yang menimbulkan beberapa folikel primer dapat berkembang dalam ovarium (indung telur). Folikel ini akan berkembang menjadi folikel de Graaf yang membuat esterogen. Hormon esterogen ini akan menekan produksi FSH, sehingga lobus anterior hipofisis dapat mengeluarkan hormone gonadotropin yang kedua yaitu LH (Leuteinising hormone). Pengeluaran hormone FSH dan LH dipengaruhi oleh RH (releasing hormone) yang disalurkan dari hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH ini sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik esterogen terhadap hipotalamus. Juga oleh pengaruh dari luar seperti cahaya, bau-bauan melalui bulbus olfaktorius, dan hal-hal psikologik. Sebagai contoh, di Negara dengan empat musim, kehamilan lebih banyak terjadi pada musim semi (mulai ada cahaya) dan musim cahaya (adanya banyak cahaya). Masih diteliti efek bau-bauan terhadap manusia. Namun pada percobaan yang dilakukan terhadap kera dengan feromon (bau-bauan yang merangsang hasrat seks) diduga bahwa bulbus olfaktorius mempunyai peranan untuk mengeluarkan releasing hormon. Faktor psikologis juga mempunyai peranan dimana ditemukan pada wanita dengan pseudocyesis (Kehamilan palsu).
Bila penyaluran releasing hormone normal, maka gonadotropin juga akan diproduksi dengan baik sehingga folikel de Graaf akan matang dan berisi cairan folikuli yang mengandung esterogen. Esterogen mempunyai pengaruh terhadap endometrium (dinding rahim) yaitu menyebabkan endometrium tumbuh dan berpoliferasi. Masa ini dikenal dengan masa proliferasi.
Dibawah pengaruh LH, folikel de Graaf akan semakin matang kemudian bergerak mendekati permukaan indung telur dan kemudian terjadilah ovulasi (sel telur dilepas dari indung). Pada masa ovulasi ini kadang dijumpai sedikit perdarahan yang akan merangsang rongga panggul sehingga timbul rasa sakit yang disebut intermenstrual pain. Bisa juga ditemukan adanya perdarahan sedikit melalui vagina. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum (berwarna merah oleh karena perdarahan tadi) yang akan menjadi korpus luteum (warnanya menjadi kuning) di bawah pengaruh hormone LH dan LTH (luteotropic hormone), hormone gonadotropin yang lain. Korpus luteum ini menghasilkan progesterone yang berpengaruh terhadap endometrium yang telah berpoliferasi dan menyebabkan kelenjar berkeluk-keluk dan bersekresi serta mengalami penebalan. Masa ini dikenal dengan masa sekresi. Pada masa ini rahim telah disiapkan untuk menerima sel telur yang telah dibuahi. Dan jika terjadi pembuahan maka korpus luteum akan dipertahankan dan berkembang menjadi korpus luteum graviditas.
Bila tidak ada pembuahan, korpus luteum berdegenerasi menyebabkan kadar esterogen dan progesterone menurun. Menurunnya kadar esterogen dan progesterone ini berakibat pada arteri yang berkeluk-keluk pada endometrium. Arteri-arteri ini akan mengalami dilatasi dan kemudian menjadi spasme dan iskemia. Setelah itu terjadi degenerasi serta perdarahan dan pelepasan endometrium yang telah mengalami nekrosis (penciutan). Proses ini dikenal dengan menstruasi atau haid.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, nyeri menjelang menstruasi (dismenore) merupakan suatu proses yang normal yang terjadi pada masa ovulasi. Pada beberapa wanita nyeri ini menimbulkan perasaan tidak nyaman bahkan sampai menganggu aktivitas sehari-hari. . Gejala-gejala dari gangguan menstruasi dapat berupa payudara yang melunak, puting susu yang nyeri, bengkak, dan mudah tersinggung. Beberapa wanita mengalami gangguan yang cukup berat seperti kram yang disebabkan oleh kontraksi otot-otot halus rahim, sakit kepala, sakit pada bagian tengah perut, gelisah, letih, hidung tersumbat, dan ingin menangis. Dalam bentuk yang paling berat, sering melibatkan depresi dan kemarahan, kondisi ini dikenal sebagai gejala datang bulan atau PMS (Pre Menstrual Syndrome), dan mungkin membutuhkan penanganan medis.
Pada siklus menstruasi di kenal tiga masa utama, yakni masa haid, masa proliferasi dan diikuti dengan masa sekresi. Pada tiap siklus haid, FSH (follicle stimulating hormone)_ hormon yang berhubungan dengan pematangan sel telur_dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis (di daerah otak) yang menimbulkan beberapa folikel primer dapat berkembang dalam ovarium (indung telur). Folikel ini akan berkembang menjadi folikel de Graaf yang membuat esterogen. Hormon esterogen ini akan menekan produksi FSH, sehingga lobus anterior hipofisis dapat mengeluarkan hormone gonadotropin yang kedua yaitu LH (Leuteinising hormone). Pengeluaran hormone FSH dan LH dipengaruhi oleh RH (releasing hormone) yang disalurkan dari hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH ini sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik esterogen terhadap hipotalamus. Juga oleh pengaruh dari luar seperti cahaya, bau-bauan melalui bulbus olfaktorius, dan hal-hal psikologik. Sebagai contoh, di Negara dengan empat musim, kehamilan lebih banyak terjadi pada musim semi (mulai ada cahaya) dan musim cahaya (adanya banyak cahaya). Masih diteliti efek bau-bauan terhadap manusia. Namun pada percobaan yang dilakukan terhadap kera dengan feromon (bau-bauan yang merangsang hasrat seks) diduga bahwa bulbus olfaktorius mempunyai peranan untuk mengeluarkan releasing hormon. Faktor psikologis juga mempunyai peranan dimana ditemukan pada wanita dengan pseudocyesis (Kehamilan palsu).
Bila penyaluran releasing hormone normal, maka gonadotropin juga akan diproduksi dengan baik sehingga folikel de Graaf akan matang dan berisi cairan folikuli yang mengandung esterogen. Esterogen mempunyai pengaruh terhadap endometrium (dinding rahim) yaitu menyebabkan endometrium tumbuh dan berpoliferasi. Masa ini dikenal dengan masa proliferasi.
Dibawah pengaruh LH, folikel de Graaf akan semakin matang kemudian bergerak mendekati permukaan indung telur dan kemudian terjadilah ovulasi (sel telur dilepas dari indung). Pada masa ovulasi ini kadang dijumpai sedikit perdarahan yang akan merangsang rongga panggul sehingga timbul rasa sakit yang disebut intermenstrual pain. Bisa juga ditemukan adanya perdarahan sedikit melalui vagina. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum (berwarna merah oleh karena perdarahan tadi) yang akan menjadi korpus luteum (warnanya menjadi kuning) di bawah pengaruh hormone LH dan LTH (luteotropic hormone), hormone gonadotropin yang lain. Korpus luteum ini menghasilkan progesterone yang berpengaruh terhadap endometrium yang telah berpoliferasi dan menyebabkan kelenjar berkeluk-keluk dan bersekresi serta mengalami penebalan. Masa ini dikenal dengan masa sekresi. Pada masa ini rahim telah disiapkan untuk menerima sel telur yang telah dibuahi. Dan jika terjadi pembuahan maka korpus luteum akan dipertahankan dan berkembang menjadi korpus luteum graviditas.
Bila tidak ada pembuahan, korpus luteum berdegenerasi menyebabkan kadar esterogen dan progesterone menurun. Menurunnya kadar esterogen dan progesterone ini berakibat pada arteri yang berkeluk-keluk pada endometrium. Arteri-arteri ini akan mengalami dilatasi dan kemudian menjadi spasme dan iskemia. Setelah itu terjadi degenerasi serta perdarahan dan pelepasan endometrium yang telah mengalami nekrosis (penciutan). Proses ini dikenal dengan menstruasi atau haid.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, nyeri menjelang menstruasi (dismenore) merupakan suatu proses yang normal yang terjadi pada masa ovulasi. Pada beberapa wanita nyeri ini menimbulkan perasaan tidak nyaman bahkan sampai menganggu aktivitas sehari-hari. . Gejala-gejala dari gangguan menstruasi dapat berupa payudara yang melunak, puting susu yang nyeri, bengkak, dan mudah tersinggung. Beberapa wanita mengalami gangguan yang cukup berat seperti kram yang disebabkan oleh kontraksi otot-otot halus rahim, sakit kepala, sakit pada bagian tengah perut, gelisah, letih, hidung tersumbat, dan ingin menangis. Dalam bentuk yang paling berat, sering melibatkan depresi dan kemarahan, kondisi ini dikenal sebagai gejala datang bulan atau PMS (Pre Menstrual Syndrome), dan mungkin membutuhkan penanganan medis.
Posting Komentar