Hari gini masih ada yang belum tahu apa Golongan darahnya? Seharusnya sudah tidak ada lagi. Apalagi bagi mereka yang sering melakukan donor darah. Pemeriksaan golongan darah penting saat kita ingin mendonorkan darah atau menerima darah dari orang lain ketika membutuhkan. Saat ini kita mengenal empat golongan darah; Tipe O, A, B dan AB. Masing-masing golongan punya dua jenis Rhesus, Rh+ dan Rh-. Penentuan darah ke dalam empat golongan ini didasarkan atas ada tidaknya antigen pada sel darah merah seseorang. Sedangkan penentuan darah ke dalam dua jenis Rhesus (+/-), berdasarkan ada tidaknya antigen-D pada sel darah merah. Golongan darah A hanya memiliki antigen A pada sel darah merah mereka. Golongan darah B hanya memiliki antigen-B pada sel darah mereka. Sedangkan Golongan darah AB memiliki antigen –A sekaligus antigen-B pada sel darah merah. Golongan darah O tidak memiliki antigen-A dan B pada sel darah merah, maka itu golongan ini sering juga disebut tipe 0 (nol). Mereka yang tidak memiliki antigen-D pada sel darah merahnya disebut Rhesus Negatif (Rh-), sedangkan yang memiliki disebut Rh+. Banyak yang bertanya apakah golongan darah seseorang bisa berubah? Jawabannya tidak bisa karena golongan darah ini terbentuk secara genetik semasa kita masih dalam rahim bunda.
Tujuan awal dan utama pengelompokkan darah ke dalam beberapa golongan adalah masalah kompatibilitas, kecocokan. Adakalanya kita butuh transfusi darah dari orang lain, pengelompokkan tadilah yang menentukan suatu transfusi dapat dilakukan atau tidak. Saat ini banyak penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki hubungan antara golongan darah dengan kesehatan kepribadian. Beberapa penelitian yang dilakukan saat ini mencari efek atau manfaat lain dari pengelompokkan golongan darah selain manfaat transfusi tadi. Dr. Peter D’Adamo meneliti korelasi antara golongan darah seseorang dengan kesehatan dan makanan, sehingga lahir teori diet golongan darah. Dengan meneliti kemampuan mengikat zat nutrisi dari masing-masing tipe darah, ditentukan makanan atau minuman apa saja yang berefek baik atau buruk. Peter d’Adamo meneliti hubungan antara nutrisi (diet) berdasarkan golongan darah sedangkan Furukawa T dan Masahiko Nomi meneliti kepribadian. Dari penelitian Furukawa Takeji dan Masahiko Nomi ingin diketahui sejauh mana korelasi antara golongan darah dengan kepribadian. Hasil penelitian mereka begitu popular di Jepang dan Korea. Sampai-sampai urusan pekerjaan, bahkan jodohpun dipengaruhi golongan darah.
Benar ataukah tidak? Berikut penjelasan tentang golongan darah tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan di Jepang. Golongan darah A: terorganisasi, konsisten, jiwa kerja-sama tinggi, tapi selalu cemas (karena perfeksionis). Golongan darah B: santai, easy going, bebas, dan paling menikmati hidup. Golongan darah O: berjiwa besar, supel, tidak mau mengalah, alergi pada yang detail. Golongan darah AB: unik, suka hal aneh, banyak akal, berkepribadian ganda. Seseorang yang mempunyai golongan darah A karakternya perfeksionis, orang dengan golongan darah B cenderung mempunyai sifat individualis, golongan darah O berbakat memimpin, sedangkan pemilik golongan darah AB cenderung berkarakter rasional. Menurut penelitian di Jepang, tidak semua golongan darah bisa bekerja sama baiknya untuk semua bidang. Begitu juga golongan darah tertentu, tidak akan sebaik golongan darah lainnya bila bekerja di bidang tertentu. Ada orang dengan golongan darah tertentu menjadikannya jago bicara, bisa bekerja sama, dan sebagainya. "Beberapa perusahaan di Jepang memasukkan golongan darah tertentu sebagai syarat untuk melamar sebuah lowongan pekerjaan", ungkap Furukawa. Misalnya, pemilik golongan darah A adalah sekretaris, bagian administrasi, atau akuntan yang membutuhkan ketelitian, detail kecil, dan keteraturan. Pemilik golongan darah B cocok menjadi ilmuwan, seniman, atau petualang yang sesuai karakternya, yaitu individualis, pemikir, dan mencintai kebebasan. Untuk golongan darah O cocok di posisi pemimpin, pada umumnya, tentara, karena karakternya yang ambisius, terbuka dan kuat. Sedangkan untuk golongan darah AB sangat unik karena mempunyai gabungan tipe darah A dan B, seperti memiliki dua kepribadian. Pemilik golongan darah AB cocok menjadi penulis atau teknisi karena mempunyai juga karakter kritis, kreatif, sensitif, dan bisa mengerjakan banyak hal, tetapi cenderung pemilik golongan darah ini lebih tertutup daripada pemilik golongan darah lain.
Selain masalah pekerjaan, urusan jodoh pun sering dilihat dari golongan darah yang dimiliki. Pria dengan golongan darah B enggan dijadikan jodoh bagi perempuan karena karakternya yang individualis dan tidak mau terikat karena menyenangi kebebasan. Demikian juga dengan perempuan bergolongan darah AB enggan dipilih pria karena sikapnya yang berubah-ubah. Apa jadinya yah kalo pria dengan golongan darah B menikah dengan perempuan ber golongan darah AB di Jepang? Padahal yang harus diperhatikan mengenai golongan darah dalam memilih pasangan hidup lebih ditekankan pada rhesus dari tiap golongan darah. Wanita dengan rhesus negatif (Rh-) sangat dianjurkan menikah dengan pria dengan rhesus negatif pula. Ini dilakukan demi mencegah terjadi hemolytic disease newborn pada bayi jika wanita rhesus negatif menikah dengan pria rhesus positif (Rh+). Jika ibu (sang wanita) memiliki rhesus negatif sedangkan sang janin bayi ternyata rhesus positif, maka timbul suatu masalah. Tubuh ibu akan bereaksi alamiah merangsang sel darah merah yaitu zat antibody/antirhesus untuk melindungi diri dari benda asing. Siapa benda asing itu? Tidak lain adalah janin yang dikandungnya sendiri. Fenomena inilah yang memunculkan antirhesus, dengan penghancuran sel darah merah, atau dikenal dengan hemolytic. Salah satu dampak buruk akibat dari fenomena ini adalah kematian janin dalam rahim. Atau jika bayi terlahir hidup, ia akan memiliki hati bengkak, anemia, kuning (jaundice) atau gagal jantung.
Dari sisi psikologi, kepribadian atau karakter seseorang tentunya tidak mutlak seratus persen ditentukan oleh apa golongan darahnya. Banyak faktor lain yang turut berperan atas pembentukan kepribadian di luar apa golongan darah mereka, baik faktor internal maupun eksternal. Adapun kepribadian berdasarkan golongan darah ini kebanyakan sebatas kecenderungan saja. Wallahu a'lam
Dari berbagai sumber
Share
Benar ataukah tidak? Berikut penjelasan tentang golongan darah tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan di Jepang. Golongan darah A: terorganisasi, konsisten, jiwa kerja-sama tinggi, tapi selalu cemas (karena perfeksionis). Golongan darah B: santai, easy going, bebas, dan paling menikmati hidup. Golongan darah O: berjiwa besar, supel, tidak mau mengalah, alergi pada yang detail. Golongan darah AB: unik, suka hal aneh, banyak akal, berkepribadian ganda. Seseorang yang mempunyai golongan darah A karakternya perfeksionis, orang dengan golongan darah B cenderung mempunyai sifat individualis, golongan darah O berbakat memimpin, sedangkan pemilik golongan darah AB cenderung berkarakter rasional. Menurut penelitian di Jepang, tidak semua golongan darah bisa bekerja sama baiknya untuk semua bidang. Begitu juga golongan darah tertentu, tidak akan sebaik golongan darah lainnya bila bekerja di bidang tertentu. Ada orang dengan golongan darah tertentu menjadikannya jago bicara, bisa bekerja sama, dan sebagainya. "Beberapa perusahaan di Jepang memasukkan golongan darah tertentu sebagai syarat untuk melamar sebuah lowongan pekerjaan", ungkap Furukawa. Misalnya, pemilik golongan darah A adalah sekretaris, bagian administrasi, atau akuntan yang membutuhkan ketelitian, detail kecil, dan keteraturan. Pemilik golongan darah B cocok menjadi ilmuwan, seniman, atau petualang yang sesuai karakternya, yaitu individualis, pemikir, dan mencintai kebebasan. Untuk golongan darah O cocok di posisi pemimpin, pada umumnya, tentara, karena karakternya yang ambisius, terbuka dan kuat. Sedangkan untuk golongan darah AB sangat unik karena mempunyai gabungan tipe darah A dan B, seperti memiliki dua kepribadian. Pemilik golongan darah AB cocok menjadi penulis atau teknisi karena mempunyai juga karakter kritis, kreatif, sensitif, dan bisa mengerjakan banyak hal, tetapi cenderung pemilik golongan darah ini lebih tertutup daripada pemilik golongan darah lain.
Selain masalah pekerjaan, urusan jodoh pun sering dilihat dari golongan darah yang dimiliki. Pria dengan golongan darah B enggan dijadikan jodoh bagi perempuan karena karakternya yang individualis dan tidak mau terikat karena menyenangi kebebasan. Demikian juga dengan perempuan bergolongan darah AB enggan dipilih pria karena sikapnya yang berubah-ubah. Apa jadinya yah kalo pria dengan golongan darah B menikah dengan perempuan ber golongan darah AB di Jepang? Padahal yang harus diperhatikan mengenai golongan darah dalam memilih pasangan hidup lebih ditekankan pada rhesus dari tiap golongan darah. Wanita dengan rhesus negatif (Rh-) sangat dianjurkan menikah dengan pria dengan rhesus negatif pula. Ini dilakukan demi mencegah terjadi hemolytic disease newborn pada bayi jika wanita rhesus negatif menikah dengan pria rhesus positif (Rh+). Jika ibu (sang wanita) memiliki rhesus negatif sedangkan sang janin bayi ternyata rhesus positif, maka timbul suatu masalah. Tubuh ibu akan bereaksi alamiah merangsang sel darah merah yaitu zat antibody/antirhesus untuk melindungi diri dari benda asing. Siapa benda asing itu? Tidak lain adalah janin yang dikandungnya sendiri. Fenomena inilah yang memunculkan antirhesus, dengan penghancuran sel darah merah, atau dikenal dengan hemolytic. Salah satu dampak buruk akibat dari fenomena ini adalah kematian janin dalam rahim. Atau jika bayi terlahir hidup, ia akan memiliki hati bengkak, anemia, kuning (jaundice) atau gagal jantung.
Dari sisi psikologi, kepribadian atau karakter seseorang tentunya tidak mutlak seratus persen ditentukan oleh apa golongan darahnya. Banyak faktor lain yang turut berperan atas pembentukan kepribadian di luar apa golongan darah mereka, baik faktor internal maupun eksternal. Adapun kepribadian berdasarkan golongan darah ini kebanyakan sebatas kecenderungan saja. Wallahu a'lam
Dari berbagai sumber
Posting Komentar