Tidak lama lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan, bulan yang penuh dengan keberkahan. Tamu yang selalu dinanti-nantikan oleh setiap muslim yang kadang dipersepsikan berbeda tentang keberkahannya. Seorang pedagang melihat berkah Ramadhan dari banyaknya hidangan buka puasa yang dapat dijajakan. Seorang ibu rumah tangga menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan aktualisasi kemampuan memasak di dapur sehingga waktunya habis dengan menghitung-hitung menu sahur dan buka puasa yang harus berganti setiap harinya. Ramadhan, bagi pekerja adalah waktu untuk menurunkan produktifitas kerja dengan alasan sedang berpayah dalam berpuasa. Bagi sebagian remaja ramadhan adalah kesempatan untuk kumpul bareng teman jelang buka puasa yang dikenal dengan ngabuburit di mall2 dan pasar2 atau berdua-duan dengan kekasih menghadiri sholat tarawih pun setelah sholat subuh. Ramadhan bagi produser TV adalah kesempatan menina bobokan pemirsanya dengan acara-acara yang terkesan islami. Keberkahan Ramadhan sebatas lapar di siang hari, dan kenyang di malam hari. Siang hari hanya tidur di atas ranjang hingga tiba waktu ashar, malam harinya yang ada hanya obrolan dan begadang hingga fajar. Dan ramadhanpun berlalu dengan penyikapan kita yang tetap saja salah tentang tamu agung ini.
Sebagai seorang muslim patutlah kita mengambil contoh dari Rasulullah shallaallaahu alaihi wa sallam, serta para sahabatnya dalam menyikapi bulan Ramadhan. Apa sajakah bekal yang mereka persiapkan jelang bulan Ramadhan?
1.Saling memberikan kabar gembira tentang kedatangan Ramadhan
Sebagaimana yang dilakukan Rasulullah kepada sahabat-sahabatnya lewat sabdanya :
“ Telah datang kepadamu Ramadhan, bulan penuh berkah dan Allah telah mewajibkan atas kamu sekalian untuk berpuasa, pintu surga akan dibuka lebar-lebar, dan pintu neraka akan ditutup, para syaithan akan dibelenggu, ada sebuah malam yang lebih utama dibandingkan seribu bulan, barang siapa yang diharamkan dari (pahala) Ramadhan, maka ia diharamkan (dari pahala kebaikan lainnya)” (HR An-Nasa’I dan di shahihkan oleh Al-Albani)
2.Berdoa
Para salafusshalih selalu berdoa kepada Allah agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan. Mu’alla bin Al-Fadhel mengomentari perilaku salaf terhadap ramadhan : Mereka selalu memohon kepada Alah selama enam bulan agar dapat sampai kepada Ramadhan, dan merekapun kemudian memohon selama enam bulan agar amal ibadahnya selama Ramadhan diterima.
3.Menyucikan diri
Dalam hal ini yaitu dengan meninggalkan maksiat dan memohon ampun akan segala dosa. Ibadah Ramadhan merupakan ibadah yang sulit dikerjakan jika kita tidak menyucikan diri dan hati kita, yang nantinya mengantarkan kita untuk sulit menikmati lezatnya ibadah di bulan Ramadhan.
“Boleh jadi orang yang berpuasa namun bagian yang didapatkannya hanyalah lapar dan haus” (HR. Ahmad)
4.Biasakan melakukan amalan-amalan shalih
Dengan melakukan amal-amal shalih sebelum Ramadhan diharapkan jiwa ini terbiasa sehingga dapat mengamalkannya selama ramadhan. Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam selalu melatih dirinya dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban.
5.Bertafaqquh (mempelajari) hukum-hukum puasa dan mengenal petunjuk nabi sebelum memasuki puasa.
Dalam hal ini mempelajari syarat-syarat diterimanya puasa, hal-hal yang membatalkannya, hukum berpuasa dihari syak, perbuatan-perbuatan yang dibolehkan dan dilarang bagi yang berpuasa, adab-adab dan sunnah-sunnah berpuasa, hukum-hukum shalat tarawih, hukum-hukum yang berkaitan dengan orang yang memiliki udzur seperti mengadakan perjalanan, sakit, hukum-hukum yang berkaitan dengan zakat fitri dan lain-lain. Maka hendaknya kita berilmu sebelum memahami dan mengamalkannya. Sebagaimana firman Allah
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan termpat tinggalmu” (QS. Muhammad:19)
Didalam ayat ini Allah subhaanahu wa ta’ala mendahulukan perintah berilmu sebelum berkata dan berbuat. Rasulullah bersabda :
"Barang siapa yang diinginkan oleh Allah kebaikan kepadanya, maka Allah memandaikannya dalam ilmu Ad-Diin” (HR. Bukhari dan Muslim)
6.Membuat program atau agenda ramadhan
Mengatur dengan sebaik-baiknya program bagi tamu yang agung ini dengan mempersiapkan program untuk diri sendiri, keluarga dan orang-orang yang kita cintai demi memanfaatkan bulan yang mulia ini sebaik-baiknya seperti membaca, mempelajari dan menghafal Al-Qur’an, qiyamul lail, memberikan buka bagi orang-orang yang berpuasa, umrah, I’tikaf, sedekah, zikir, tazkiyatun nafs dan berbagai jenis ketaatan yang lain.
Mudah-mudahan dengan persiapan bekal sesuai yang dicontohkan oleh generasi salaf mengantarkan kita sukses menjadi pribadi taqwa sebagaimana tujuan dari puasa di bulan Ramadhan.
Ya Allah, sampaikan kami agar dapat merasakan Ramadhan….
Ya Allah, sampaikan kami agar dapat merasakan Ramadhan….
Maraji’ :
Syaikh Ibraim Ad-Duwaisy; Ramadhan Sepanjang Masa
Buletin al-Fikrah tahun 2 edisi 2
Ust. Muh Yusran Anshar, Lc; Tabligh Akbar 19 Sya’ban 1427 H
Share
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar