rin_iffah


Masih dari buku Inspiring Words for Writers nya Ustadz Mohammad fauzil Adhim, kita lanjutkan kata-kata inspirasinya, check this out:

1. Sesungguhnya di antara bayan (untaian kata) adalah sihir (HR. Bukhari)

2. Kata-kata tidak bermakna. Manusialah yang memberi makna. Tetapi kata dapat mengubah jiwa manusia. Dan sesungguhnya, pada jiwa yang berubah, terletak perubahan yang niscaya bagi dunia dan kehidupan. Karenanya, hidupkanlah jiwamu setiap kali mengalirkan kata sehingga tiap goresan pena akan memiliki ruh

3. Cermatlah memilih kata karena ia dapat mengubah kegembiraan menjadi genangan air mata, atau menghapus kesedihan menjadi senyuman bahagia

4. Berawal dari kata, peristiwa besar bisa terjadi. Berawal dari kata, perubahan-perubahan mengejutkan bisa mengguncang hati. Berawal dari kata pula, seorang yang keras bisa lunak hatinya. Sebaliknya, orang baik-baik bisa berubah menjadi orang yang rusak karena mendengar, mencerna atau membaca tulisan yang merusak hati dan pikiran

5. Negara Yahudi Raya yang bernama Israel barangkali tidak akan pernah ada seandainya seorang Benyamin Se’eb alias Theodore Herzl tidak menulis sebuah buku tipis bertajuk Der Judenstaat (the Jevist State). Bersama karya fiksinya yang berjudul Altneuland (Old New Land), buku ini menginspirasi jutaan orang Yahudi untuk bergerak mendirikan negara Israel dengan merampas hak-hak orang Palestina. Hari ini, ketika hampir seluruh hajat hidup kita dikuasai oleh Yahudi, masihkah engkau sibuk bergenit-genit menulis hanya untuk mendapat tepuk tangan? Sudah saatnya menulis untuk perubahan!!!

6. Setiap tetes tinta seorang penulis adalah darah bagi perubahan peradaban. Karenanya, perhatikanlah bagaimana ujung penamu bergerak

7. Sesungguhnya pengetahuan melahirkan keteraturan berbahasa, sedangkan kuatnya tujuan membangkitkan ketajaman kata

8. Bukan kecerdasan yang membuat seorang penulis menjadi besar. Kehausan pada ilmulah yang membuat setiap goresan pena menjadi penuh makna

9. Kalau tidak yakin dengan apa yang engkau tulis, bagaimana mungkin engkau menggerakkan orang yang membaca untuk bertindak?

10. Aku tidak melihat mata pisau yang lebih tajam melebihi goresan pena seorang penulis. Maka perhatikanlah ke arah mana ujung penamu membawa gejolak perubahan

11. Sebuah goresan pena tajamnya bisa melebihi seribu pedang

12. Kata-kata bijak membuat dunia terasa luas

13. Menulis bukanlah bermain kata-kata. Susunan kalimat yang indah bisa sangat membosankan kalau tidak memiliki makna yang kuat

14. Kata itu pedang. Lincahnya menggunakan karena biasa, runcingnya ujung karena terasah, tajamnya ayunan di setiap sisi karena ilmu dan hidupnya jiwa

15. Orang bilang kata ‘engkau’ lebih kasar dibanding ‘anda’. ‘aku’ terkesan sombong. Sementara kata ‘saya’ dianggap lebih netral. Tetapi benarkah demikian? Tidak. Sangat tergantung pada bagaimana merangkainya dengan kata-kata lain. Buku saya yang alhamdulillah mendapat sambutan luar biasa dari pembaca, judulnya Kupinang Engkau dengan Hamdalah. Apa yang terjadi jika saya ganti dengan “Saya Pinang Anda Dengan Hamdalah?” Kesan mesra, romantis dan penuh rindu, hilang seketika. Apalagi kalau diganti menjadi “Saya Meminang Saudara Dengan Ucapan Alhamdulillahi Rabbil Alamin”. Kesannya persis rapat dinas pejabat pemerintah.

16. Ambillah beberapa judul buku dan cobalah ganti satu atau dua kata yang dipakai dengan kata-kata yang semakna. Sesudah itu, rasakan bedanya. Ambillah beberapa kalimat di media massa, sesudah itu utak-atik kalimatnya dengan tetap menjaga maknanya. Dan.... rasakan bedanya. Buatlah beberapa kalimat ringkas. Tiap-tiap kalimat, ubah dalam beberapa versi. Temukan kekuatan masing-masing.

17. Baca karya besar yang berpengaruh dan tuliskan kembali seperti gaya penulis tersebut. Ulangi dan ulangi lagi. Bacalah karya penulis yang sama, dan sekali lagi menulislah dengan gayanya. Sesudah itu, ambillah karya besar lainnya dan lakukan proses yang sama.

18. Tuliskan kata-kata milikmu dan rasakanlah! Tajamkan penamu dan runcingkan ujungnya. Dan hitunglah kekuatan setiap kata yang engkau goreskan. Lihat beda tiap-tiap kata disebabkan cara menempatkannya maupun tingkat rasanya.

Masih bersambung, insyaAllah
Share

0 Responses

Posting Komentar