rin_iffah

Ada kala kita terlupa
Di saat sakit mendera raga, kecewa menyelimuti hati
Mendung yang terus menggelayut hari
Tak ada lisan yang memuji asmaNya
Yang ada hanyalah keluhan, rutukan,
Ocehan menantang takdir
“Allah melupakanku!!!” Allah tak adil padaku......
Duuh,,,, inilah kita
Bersyukur hanya di saat suka,
Dan kufur tatkala duka menghampiri.......
Ataupun sebaliknya....

Ah, mungkin aku dan kau tak jua tersadar,
Secuil ujian yang menyapa hari
Segores luka yang menyayat hati
Bahkan jika seluruh hidup kita dihujani kesedihan,
Diselimuti kenestapaan, dan terbalut kemelaratan
Demi Allah....
Tak sebanding dengan timbangan nikmat yang Allah titipkan ke atas diri kita
Tak sebanding dengan lautan kasih sayangNya yang tak bertepi....
Tak seujung kuku pun............

Andaikan Allah berkehendak
Mencabut satu di antara berjuta nikmatNya
Apalah daya kita.....
Akankah kita bisa menatap indahnya warna warni pelangi,
Mengagumi hamparan langit biru dengan arakan awan putih
Tanpa nikmat pandangan

Olehnya, Bahagia pun derita
Hanya bisa dinikmati oleh hambaNya yang mu’min
Bagi seorang mu’min
Sakitnya adalah obat....
Sehatnya adalah penguat
Ia yakin akan janji Allah
Dalam sabar menantang ujian
Ada dua kemudahan dibalik sebuah kesulitan
Begitulah Allah berpesan kepada mu’min

Berlipat syukurnya di saat bahagia,
Lisannya tak tanggung berucap :
“Alhamdulillaahilladzi bi ni’mati tathimu shaalihat...”

Ujian nestapa disikapi dengan penuh rasa syukur
dan kalimat itu tetap mengalun lembut.....
“Alhamdulillah, ala kulli hal...”

Karena mu’min jualah yang mampu merubah
mendung hati menjadi pelangi hari



Share

0 Responses

Posting Komentar