"Waktu makan sahur tersisa satu menit." Demikian pengumuman yang disampaikan lewat radio maupun masjid dekat rumah. Dan satu menit setelah itu terdengarlah bunyi sirine tanda waktu imsak tiba. Pada kondisi tersebut, seluruh aktivitas makan minum pun dihentikan meskipun azan subuh masih akan berkumandang sepuluh hingga lima belas menit kemudian. Kebiasaan ini sudah berlangsung entah sejak kapan di Ternate bahkan mungkin hampir merata di seluruh Indonesia. Karena semenjak pertama kali kami mulai belajar berpuasa, bunyi sirine yang cukup menakutkan bagi mereka yang belum sempat sahur di belasan menit sebelum subuh ini sudah lazim terdengar. Sayangnya... menahan diri dari makan sahur (imsak) seperti ini (sependek pemahaman kami) malah tidak sesuai dengan tuntunan syariat meskipun (konon) tujuannya baik; untuk lebih berhati-hati. Padahal jelas dalam al qur'an disebutkan “Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.” (Al Baqarah: 187)
Fajar yang dimaksud adalah fajar shadiq penanda masuknya waktu subuh yang saat ini lebih kita ketahui lewat kumandang azan subuh. Nabi pun sangat menganjurkan ummatnya untuk mengakhirkan makan sahur dan menyegerakan berbuka. Namun dalil tersebut tidak serta merta menjadikan kita bermalas-malasan untuk bersahur. Karena ada sebagian dari kita yang malah masih dengan tenangnya bersantap sahur di saat azan subuh telah dikumandangkan lalu berdalih belum terbit fajar atau azan subuhnya terlalu cepat dari waktu terbit fajar. Olehnya, meng-ilmui perkara terkait penyempurna ibadah shaum juga adalah bagian dari kebutuhan masing-masing diri agar tak sampai keliru dalam beramal. -CMIIW-
Semoga Allah memberikan taufikNya kepada kita dalam bergiat menjalankan ibadah di hari-hari ramadan yang semakin bergulir cepat
Share
Semoga Allah memberikan taufikNya kepada kita dalam bergiat menjalankan ibadah di hari-hari ramadan yang semakin bergulir cepat
Posting Komentar