rin_iffah

Cara perhitungan masa subur dengan menggunakan siklus haid dikenal dengan istilah pantang berkala yang biasanya digunakan sebagai salah satu metode kontrasepsi. Prinsip dari pantang berkala ialah tidak melakukan persetubuhan pada masa subur isteri. Penentuan masa subur ini digunakan tiga patokan yaitu :

1. Masa ovulasi, terjadi 14 ± 2 hari sebelum haid yang akan datang
2. Sperma dapat membuahi dalam 48 jam setelah ejakulasi
3. Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi.
Jadi, jika kita ingin mencegah terjadinya kehamilan maka tidak boleh melakukan hubungan intim sekurang-kurangnya 3 hari (27 jam), yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 jam sesudah ovulasi terjadi.

Cara ini kelihatannya mudah, namun pada kenyataannya sulit untuk menentukan masa ovulasi yang tepat oleh karena hanya sebagian kecil wanita yang memiliki siklus haid teratur. Banyak diantaranya yang memiliki variasi dalam siklus haid terutama pada wanita pasca melahirkan dan mejelang menopause.

Adapun cara menentukan masa aman ini yaitu pertama dengan mengetahui lama siklus haid minimal 6 bulan (6 siklus) namun ada yang mengatakan boleh 3 bulan (3 siklus). Tentukan lama siklus haid terpendek dan terpanjang. Kemudian siklus haid terpendek dikurangi 18 hari, dan siklus haid terpanjang dikurangi 11 hari. Dua angka yang diperoleh merupakan range masa subur. Dalam jangka waktu subur tersebut harus pantang berhubungan intim, sedang diluarnya merupakan masa aman. Atau bisa dilihat dengan rumus berikut :

Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek – 18

Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang - 11

Sebagai contoh, jika seorang wanita mempunyai siklus haid yang bervariasi dari 28 sampai 36 hari, maka perhitungannya ialah 28-18 = 10, dan 36-11 = 25. Pada contoh ini, kehamilan dapat terjadi pada hari ke-10 hingga hari ke- 25 dari siklus haid. Sedang masa aman ialah pada hari ke- 1-9 siklus haid, dan hari ke 26 sampai hari 9 sesudah haid yang akan datang. Umumnya, makin teratur daur haid seorang wanita, makin kecil tingkat kegagalan cara ini.

Adapun cara lain untuk menentukan masa aman ialah dengan suhu basal badan. Menjelang ovulasi suhu basal badan akan turun. Kurang lebih 24 jam sesudah ovulasi suhu basal badan akan naik lagi sampai lebih tinggi daripada suhu sebelum ovulasi. Fenomena ini dapat digunakan untuk menentukan saat ovulasi. Suhu basal badan dicatat dengan teliti setiap hari. Suhu basal badan ini adalah suhu yang diukur di waktu pagi segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas apa-apa.

Penggunaan suhu basal badan dapat meninggikan daya guna pantang berkala. Hanya saja pada beberapa keadaan seperti infeksi, ketegangan, dan waktu tidur tidak teratur dapat pula meninggikan suhu basal badan. Karena itu dianjurkan agar jangan melakukan hubungan intim sampai terlihat suhu tetap tinggi 3 pagi berturut-turut.

Menggunakan sistem kalender perlu kerjasama yang baik antara suami istri karena metode ini butuh kemauan dan disiplin pasangan dalam menjalankannya. Masa berpantang yang cukup lama akan mengakibatkan pasangan tidak bisa menanti sehingga melakukan hubungan pada waktu masih berpantang.

Sumber : Buku Teks Ilmu Kebidanan YBP-SP Jakarta, 2002
Share

0 Responses

Posting Komentar