rin_iffah


Sesaat ingin rasanya berbagi kisah
dalam safar di tiga hari berkesan.........

Tentang gugusan pulau berbaris rapi,
Tersusun atas bongkahan karang terjal
Sebagian lainnya berwujud kumpulan bakau
Terapung di atas kedalaman laut membiru

Tentang hamparan pasir putih
Membentang di sepanjang mata memandang
Bak kilau permata berhamburan


Tentang riuh gelombang di luas samudera
Berlarian, susul menyusul ke tepian
Menyentuh daratan kemudian kembali menyatu
Setelah pecah menghempas karang

Tentang barisan nyiur
Menjulang tinggi, kokoh menopang angkasa
Meliuk Melambai di sepanjang bibir pantai

Tentang kegaduhan gerombolan camar
Kembali ke sarang dengan perut tersesak makanan
Di senja yang merajai cakrawala barat

Tentang cara tersenyum tulus, tertawa penuh canda
Seperti para bocah berambut pirang alami terpanggang mentari
Yang berlari di terik membakar,
Bertelanjang kaki,
Bebas, lepas tanpa beban

Tentang arti sebuah kesetiaan hidup
Yang ditunjukkan oleh separuh populasi negeri
Mereka para janda jompo
Berusia seratusan tahun
Yang tetap menoreh karya di usia senja

Tentang cara mengakhiri hari
Melukis mimpi
Di gelapnya malam dan dinginnya hawa
Ditemani kilauan bintang gemintang dan potongan rembulan
Dari atas sampan di tengah lautan luas
Teduh..... menenangkan

Segala isyarat alam, bahasa tubuh, ketersambungan hati ini
Hanya mampu terangkai dalam satu kalimat penegas tanya
Kalimat yang terukir di lembar kalamNya yang mulia............

“Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang kau dustakan”


Negeri seribu pulau, di penghujung syawwal 1432 H
Share

1 Response
  1. hidup di alam raya ciptaan Allah Sang Khaliq adalah anugrah yang luarbiasa, maka bersyukurlah selalu akan nikmat anugrah-NYA yang setiap saat kita nikmati :)
    alhamdulillah
    BlogS of Hariyanto


Posting Komentar