rin_iffah

Tiba juga saatnya berbicara tentang makanan. Tema paling ‘menakutkan’ di antara sepuluh tema lainnya yang ada di 30 Hari Kotaku Bercerita. Bukan karena di kota saya tidak tersedia makanan yang menggoda selera, akan tetapi menulis tentang kuliner bisa membuat perut saya ikut-ikutan meronta minta diisi. Pada kesempatan kali ini saya cukup memperkenalkan dua jenis makanan khas Ternate yang jika berkunjung ke sini wajib hukumnya untuk dicicipi. Yang pertama kami menyebutnya Makanan Kobong dan yang kedua Makanan Adat.


Entah sejak kapan kami mulai menggunakan istilah makanan kobong. Mungkin dulunya jenis makanan ini sering dibawa saat berkebun atau makanan hasil kebun penduduk Ternate. Makanan kobong menjadi makanan yang paling digemari di kota kami. Sudah menjadi kebiasaan di sini, setiap hari Jum'at hampir setiap rumah penduduk disiapkan makanan kobong sebagai hidangan makan siang. Bagi kami, hari Jumat adalah hari yang istimewa sehingga makanan yang disiapkan di tiap rumahpun harus yang istimewa salah satunya makanan kobong. Namun anda tidak perlu khawatir jika hanya punya kesempatan berada di Ternate selain pada hari Jum'at karena saat ini, makanan kobong sudah tersedia di banyak rumah makan dan bisa didapatkan setiap hari. Beberapa rumah makan sederhana yang berjejer sepanjang pasar Gamalama (salah satu pasar tradisional di Ternate) menyediakan makanan kobong sebagai menu andalannya. Di sini, kita bisa menikmati makanan kobong sambil memandang ke arah laut lepas dan pulau Halmahera. Harganya lumayan murah, cukup dengan 25 sampai 50 ribu rupiah kita bisa makan sepuasnya. Makanan Kobong sepaketnya terdiri dari Popeda/Pupeda; Sagu yang dimasak dengan cara disiram air mendidih sampai mengental dan kenyal. Disajikan di atas piring yang telah dituang kuah asam pidis (kuah ikan yang ditumis dengan berbagai rempah) atau kuah soru (kuah bening berisi ikan tore atau ikan yang sudah dikeringkan). Popeda juga menjadi kuliner khas beberapa daerah di Timur Indonesia seperti Ambon dan Papua. Yang membedakannya adalah cara penyajian dan cara makan. Selain popeda, di atas meja juga tersaji beberapa macam olahan ikan diantaranya; ikan bakar, ikan fufu (ikan tuna yang diasap) dan Gohu (Olahan ikan mentah yang dibuat dari ikan tuna segar dipadukan dengan perasan air lemon, bawang merah, cabe rawit, disiram minyak panas dan ulekan kacang goreng). Beraneka sayur; sayur garu (tumisan daun singkong dan jantung pisang atau bunga pepaya), kohu-kohu (sayuran mentah yang biasanya dijadikan lalap seperti kacang panjang, terong, timun, kecipir dan lainnya), berbagai jenis dabu-dabu (sambal); Dabu-dabu tumis, Dabu-dabu manta/mentah, dabu-dabu kacang, Dabu-dabu kelapa. Dan tidak ketinggalan pisang dan kasbi/singkong yang direbus menggunakan santan. Cara menikmati makanan kobong yaitu dengan menggunakan tangan. Boleh juga memakai sendok dan garpu tapi cara makan demikian tidak lazim bagi kami. Kata orang Ternate makanan ini rasanya ‘Saki Foloi’ (Enak pake banget)

Salah satu rumah makan yang menyediakan makanan kobong.
Foto: http://ternateheritage.com
Paket makanan kobong.
Terdiri dari popeda, beberapa jenis ikan dan sayuran serta dabu-dabu (sambal)

Jenis makanan berikutnya yang patut dicoba adalah Makanan Adat. Untuk makanan yang satu ini anda harus menunggu waktu yang tepat agar bisa menikmatinya karena tidak disajikan setiap hari dan belum ada rumah makan di Ternate yang menyediakan menu makanan adat. Sesuai namanya, makanan adat hanya disajikan pada acara-acara adat seperti acara pernikahan adat Ternate, Acara Syukuran ataupun Tahlilan. Makanan adat pada umumnya disajikan di atas meja panjang yang sudah dialasi kain putih dan baru bisa dinikmati setelah dibacakan zikir dan doa. Bagi masyarakat Ternate, makanan adat memiliki simbol atau nilai filosofis tertentu. Makanan adat terdiri dari* :

1. Jaha (Pali-Pali); Nasi yang dimasak di bambu atau dibungkus dengan daun sagu yang panjangnya empat puluh sentimeter dan garis tengah tiga sentimeter sebanyak sepuluh potong. Dirakit dan diletakkan di atas piring yang dibuat menyerupai perahu bermakna Armada Laut Kerajaan Ternate yang siap tempur

2. Dada (Kukusan); Nasi kuning yang dibuat mengerucut melambangkan Gunung (Kerajaan) Ternate dengan kekuasaan yang tegak dan berwibawa

3. Ikan dan Terong goreng melambangkan kehidupan lelaki dan wanita atau laut dan darat (Heku dan Cim)

4. Gulai Ikan melambangkan kekayaan laut yang melimpah

5. Bubur Kacang melambangkan hasil pertanian yang melimpah

6. Serikaya; terbuat dari telur ayam, gula, santan kelapa, dan satu daun pandan melambangkan budi pekerti masyarakat adat Ternate beserta pemimpinnya

7. Boboto; Ikan dalam adonan santan dan telur dibungkus daun pisang berbentuk segi enam dengan panjang kurang lebih empat sentimeter sebanyak empat buah yang melambangkan empat penunjang (Fala Raha). Satu piring boboto disajikan untuk empat orang tidak boleh lebih atau kurang dengan pengertian kekuasaan tertinggi berada pada empat kekuatan besar atau Gam Raha.

Makanan Adat disajikan pada Acara Adat Ternate.
Foto dari http://ternateheritage.com

Demikian makanan adat dalam filosofis masyarakat Ternate. Sebentuk pemikiran yang dituangkan dalam beraneka jenis makanan hasil bumi yang ada di Ternate. Jika ke Ternate, sayang jika anda melewatkan kedua jenis makanan ini. Selamat makan.....


Share

0 Responses

Posting Komentar